Sunday, December 19, 2010

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN EKOLOGI


HUBUNGAN MANUSIA DENGAN EKOLOGI
A.    LATAR BELAKANG

Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukalah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat dengan mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup.
Kenyataan ini dapat dengan mudah dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Dari manakah kita akan mendapatkan oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan, dan jasad renik, masih dapat melangsungkan kehidupan mereka. Karena itu sudah sepantasnya jika kita bersikap lebih merendah diri. Sebab faktor penentu kelangsungan hidup kita tidaklah di dalam tangan kita, sehingga kehidupan kita sebenarnya amat rentan.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah yang dimaksud dengan ekologi?
2.      Bagaimanakah hubungannya ekologi dengan manusia?
3.      Bagaimanakah refleksi terhadap ekologi di Indonesia pasca kemerdekaan?

A.    Arti ekologi
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, ahli biologi Jerman pada tahun 1869. Berasal dari kata “oikos” yang berarti rumah atau tempat tinggal, dan “logos” yang berarti telah atau studi. Jadi ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”. Yang dimaksud dengan makhluk hidup disini adalah kelompok makhluk hidup.[1]
Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia, dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologi.[2]
Ekologi dan ekonomi mempunyai banyak persamaan. Hanya saja dalam ekologi mata uang yang dipakai dalam transaksi bukanlah uang yang dipakai dalam transaksi bukanlah yang rupiah atau dollar, melainkan materi, energi, dan informasi. Dalam suatu komunitas atau antara beberapa komunitas, arus materi, energi, dan informasi mendapatkan perhatian utama dalam ekologi, seperti halnya arus uang dalam ekonomi. Oleh karena itu ekologi dapat juga dikatakan ekonomi alam. Yang melakukan transaksi dalam bentuk materi, energi, dan informasi.
Dalam pengelolaan lingkungan pandangan kita bersifat antroposentris, yaitu melihat permasalahan dari sudut pandang manusia. Walaupun tumbuhan, hewan, dan unsur tak hidup diperhatikan, namun perhatian itu secara eksplisit atau implisit dihubungkan dengan kepentingan manusia. Kelangsungan hidup suatu jenis tumbuhan atau hewan, misalnya, dikaitkan dengan peranan tumbuhan atau hewan itu dalam memenuhi kebutuhan hidup kita. Secara materiil misalnya sebagai bahan makanan, maupun non materiil seperti nilai ilmiah dan estetisnya. Tumbuhan dan hewan dianggap sebagai sumber daya genetis yang merupakan bank simpanan gen untuk keperluan hari depan kita dan anak cucu kita. Oleh karena itu, dalam pengelolaan lingkungan ekologi yang sangat kita butuhkan yaitu ekologi manusia. Ia merupakan cabang khusus ekologi, disamping ekologi tumbuhan, ekologi hewan dan ekologi jasad renik. Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajaari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
Manusia di dalam kehidupannya tidaklah cukup memperhatikan materi, energi, dan informasi.  Dalam kehidupannya yang modern arus uanglah yang lebih penting. Oleh karena itu walaupun ekologi penting, ia bukanlah satu-satunya masukan untuk mengambil keputusan dalam lingkungan hidup, melainkan hanyalah salah satu masukan saja. Ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya juga penting dan berpengaruh. Ekologi adalah salah satu komponen dalam lingkungan hidup yang harus ditinjau bersama dengan komponen lain untuk mendapatkan keputusan yang seimbang.
A.    Manusia Dan Lingkungan Hidupnya
Manusia adalah sejenis makhluk hidup, karena itu manusia juga berinteraksi dengan alam lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya, atau ia juga mengusahakan sumber daya alam lingkungannya untuk mempertahankan jenisnya, dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Tidak berbeda dengan organisme/ makhluk hidup lainya, manusia bersama dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu ekosistem.[3]
Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkunganya. Menurut pengertian, suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu.[4]
           Tumbuhan, hewan, dan jasad renik dapat hidup tanpa manusia. Tetapi manusia tak dapat hidup tanpa tumbuhan, hewan dan jasad renik. Karena itu tumbuhan, hewan dan jasad renik harus kita jaga kelangsungan hidupnya demi kelangsungan hidup kita semua. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup.
           Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan, dari manakah kita akan mendapatkan oksigen dan makanan?. Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan, dan jasad renik akan tetap dapat melangsungkan kehidupannya, seperti sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah makhluk yang paling berkuasa sebenarnya tidaklah benar. Seyogyanya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan makhluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan demikian sudah sepantasnya kita bersikap lebih merendahkan diri. Sebab faktor penentu kelangsungan hidup kita tidaklah di tangan kita.
           Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam-macam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempatu suatu makhluk hidup bersama dengan benda tak hidup dan benda hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup makhluk tersebut. Secara khusus kita bicarakan lingkungan hidup manusia.[5]
Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Pertama, oleh jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut. Misalnya suatu lingkungan hidup terdiri dari 10 orang, seekor anjing, tiga ekor burung, sebatang pohon, dan sebuah bukit. Tentunya akan berbeda jika di lingkungan hidup tersebut terdapat satu manusia, sepuluh ekor anjing, tertutup rimbun dan tidak berbukit batu.
Kedua, hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup itu. Ketiga kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup. Misalnya suatu daerah dengan lahan yang landai dan subur merupakan lingkungan yang berbeda dari daerah dengan lahan yang berlereng dan tererosi. Keempat, faktor non-materiil suhu, cahaya, dan kebisingan.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Manusia adalah perwujudan yang dihasilkan oleh interaksi sifat keturunannya dengan faktor lingkungan. Perubahan pada lingkungan akan mempengaruhi manusia. Misalnya, seorang yang bekerja pada ruangan yang kecil dan tertutup, ia akan mengurangi kadar oksigen dalam ruangan tersebut dan menambah karbon dioksida. Pernafasnya juga menjadikan suhu naik sehingga ruangan panas dan menstimulasi pembentukan keringat sehingga tidak sedap kemudian menjadi pengaplah ruangan itu. Prestasi kerja orang itu akan menurun.
Makin lama makin menurun pula lah kualitas lingkungan dalam kamar itu. Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya: udara untuk pernafasannya, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain. Tumbuhan dan hewan untuk makanan, sumber tenaga dan lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Oksigen dari udara yang kita hirup untuk bernafas, sebagian berasal dari tumbuhan dalam dalam proses fotosintesis, sebaliknya gas karbondioksida yang kita keluarkan sewaktu bernafas digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Jelaslah bahwa manusia adalah bagian Integral dari lingkungan hidupnya. Ia tak dapat terpisahkan darinya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka.
B.     Hubungan Manusia Dengan Ekologi
Manusia di dalam menciptakan segala sesuatu di sepanjang sejarahnya selalu dipengaruhi oleh alam lingkunganya. Hal ini dipelajari oleh dua macam ahli yaitu seorang geographical historian dan historical geographer. Jelaslah bahwa seorang geograf murni (geographical geographer) tak akan mampu menelaah dengan baik geografi masa lampau karena ia tidak menaruh minat kepada sejarah.
Sebenarnya seorang sejarawan juga menggumuli relasi antara manusia dan alam di sekitarnya. Geograf LUCIEN FEBVRE sehubungan itu bahkan menanyakan kemungkinan adanya semacam hukum dalam relasi diantara dua hal itu. Tokoh lain EDMOND PERRIER berpendapat bahwa nyatanya di dalam alam, kekeringan atau kelembapan udara, suhu panas atau tenaga listrik, dapat saja menimbulkan perubahan pada karakter individual pada tumbuh-tumbuhan atau hewan secara temporer atau permanen. Pada kehidupan manusia cukupnya atau kurangnya persediaan bahan makanan juga dapat mempengaruhi besar kecilnya otot serta penciptaan kebiasaan baru.[6]
Pada awalnya istilah ekologi digunakan lebih sebagai studi biologis mengenai organisme-organisme dalam hubungannya dengan lingkungan fisik mereka: iklim, tanah, angin, lembab udara. Lalu ekologi dipakai terutama untuk mempelajari bagaimana penyesuaian diri organisme-organisme tersebut pada lingkungannya.
Kemudian Thomas Huxley memakai ekologi dalam kaitan dengan manusia sebagai “ekologi manusia”. Ekologi manusia merupakan studi mengenai hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Huxley menggunakan istilah ini dalam bukunya “Man’s place in Naturre”. Namun sampai menjelang akhir abad ke 20, ekologi masih dikenal lebih sebagai ilmu hayat. Baru pada abad ke 20, dirintis ekologi sebagai ilmu sosial yang menganalisa hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dari Otis Dudley Duncan dalam makalahnya berjudul “Human Ecology and Population Studies” yang termuat dalam bunga rampai “the Study of Population”(1959), kita mendapatkan konsep paling operatip dari ekologi manusia (human ecology). Secara padat ekologi manusia dudley Duncan sebagai “ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan alam lingkungannya melalui teknologi yang diatur oleh organisasi sosial. Ada 4 variable atau bidang dasar yang menjadi obyek penggumulan ekologi manusia :
1.      Alam sekitar sebagai variable tersempit, yang menyangkut;
a.       Lingkungan fisik yang meliputi: sumber-sumber alam, energi-energi bumi(mineral, tanah, air, udara)
b.      Lingkungan nabati(vegetable environment) dengan proses-proses foto sintese.
c.       Lingkungan hewani: bersama lingkungan nabati, lingkungan ini menopang berkembangnya serta tersedianya proses-proses natural tumbuh-tumbuhan yang secara ekologis tak tergantikan, misalnya: penyerbukan bunga oleh serangga.
2.      Demografi: pertumbuhan penduduk. Pokok-pokok demografi yang penting disini adalah:
a.       Fakta serta faktor-faktor pertambahan penduduk dari masa ke masa.
b.      Perumahan sebagai tempat tinggal manusia, menyangkut pemerataan rumah penduduk.
c.       Kegiatan-kegiatan fungsional manusia seperti: kegiatan ekonomis
3.      Teknologi: variabel sarana teknis manusia yang secara ekonomis memampukan manusia untuk tetap hidup dalam lingkungannya. Revolusi industri pertama (1760-1800) sebagai proses mekanisasi telah mangganti secara sistematis dan drastis energi-energi manusia dengan energi alam anorganik. Revolusi industri kedua sebagai proses otomatis telah mampu mengganti energi alam yang sama dengan energi-energi natural lainnya seperti listrik, alat-alat komputer, robot, kibernetik.
4.      Variabel etik sosial. Variabel ini menyangkut sistem organisasi sosial yang harus bertanggung jawab dalam mengatur akibat-akibat dan pengaruh-pengaruh teknologi serta kelakuan manusia umumnya dalam kaitannya dengan keseimbangan alam lingkungan. Bidang sosial ini meliputi:
a.       Lembaga politik dan administratif yang bertanggung jawab dalam mencegah penghancuran lingkungan tingkat madya seperti pencegahan erosi, polusi udara dan air, penggundulan hutan.
b.      Keputusan-keputusan politis dan ideologis yang berkaitan dengan tujuan terjaganya kesejahteraan umum masyarakat serta kelestarian hubungan antar pribadi dan masyarakat.
Solusi atau pemecahan permasalahan ekologi boleh jadi terletak dalam memperhitungkan keempat variabel ini dan mengaturnya secara seimbang antar keempatnya. Pengekstriman salah satu variabel saja akan menggoncangkan aspek-aspek lainnya. Oleh karena sampai saat ini cukup banyak variabel-variabel diatas dibahas dalam rangka ekologi.
Sesungguhnya yang paling membedakan manusia dengan binatang dalam kontek ini yaitu ketidak mampuan manusia untuk secara langsung menyesuaikan diri pada suatu lingkungan yang sudah jadi. Secara biologis, manusialah satu-satunya species yang paling kurang mampu atau tidak memiliki daya penyesuaian terhadap lingkungan. Dalam kontek ini manusia disebut cacat atau tercela(Mangelwesen) oleh antropolog Arnold Gehlen. Alasannya, karena manusia tidak mempunyai insting-insting atau naluri pelindung atau penjamin hidup. Lebih lanjut oleh biolog, Adolf Portman, secara biologis manusia dipandang sebagai premature, maksudnya semua spesies lain atau binatang dengan kelahirannya sekaligus membawa seperangkat naluri atau kemampuan alami untuk tetap hidup(survive), sedangkan bayi manusia tanpa pemeliharaan ibu dan keluarganya sebagai lingkungan pasti akan mati.
Konsekuensi dari situasi diatas, kekurangan manusia dalam penyesuaian terhadap lingkungan diganti oleh kemampuannya untuk menciptakan suatu lingkungan tifisial atau tiruan. Bentuknya beraneka ragam seperti dari keluarga sebagai bentuk intim ciptaan manusia sampai ke kebudayaan sebagai wujud universal linkungan khas manusiawi hasil jamahan manusia.
Pengolahan kebudayaan sebagai lingkungan hidup buatan bersumber pada perkembangan kesadaran manusia. Pada manusia tidak terdapat otomatisme naluri karena diantara sekian banyak stimulus dan dorongan-dorongan, berfungsilah kesadaran manusia. Diantara unsur pokok dunia kebudayaan, ada satu unsur pokok yang perlu diperhatikan yaitu kemampuan manusia melakukan abstraksi sebagai dasar penciptaan kebudayaan itu sendiri. Berkat abstraksinya manusia mampu menenun suatu lingkungan baru bagi dirinya.
Wujud-wujud real kemampuan abstraksi tersebut sudah bisa dilihat sejak awal peradaban kita, misalnya dalam pembuatan alat bercocok tanam dari batu. Contoh lain adalah lukisan di gua-gua yang merupakan proyeksi dari apa yang dilihat manusia di alam. Makin tinggi tingkat kemampuan abstraksi manusia, makin tinggi pula kebudayaan orang atau bangsa tertentu. Dalam sejarah ketegangan antara manusia dalam rangka usahanya untuk memasukkan lingkup budaya ciptaanya ke alam semesta masih terus berlangsung sampai sekarang. Wujud konkrit ketegangan pada zaman kita muncul dalam fenomena teknologi sebagai salah satu hasil abstraksi manusia.[7]
C.    GEOLOGI SEJARAH
Geologi sejarah merupakan salah satu cabang geologi yang mempelajari sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi padanya.
Semenjak manusia menghuni bumi ini mereka ingin mengetahui dan ingin mendapatkan jawaban mengenai bagaimana terjadinya bumi, kapan terjadinya dan peristiwa-peristiwa apa saja yang telah terjadi padanya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut bukan merupakan hal yang mudah. Ini disebabkan konon manusia dilahirkan di bumi beberapa juta tahun yang lalu sesudah bumi terbentuk. Itulah sebabnya untuk menjawab pertanyaan tersebut manusia akan bertitik tolak dari beberapa teori atau hipotesa dan dari segala sesuatu yang terekam dalam kulit bumi baik yang merupakan rekaman kejadian pada masa lampau ataupun kejadian pada masa kini.
Mempelajari geologi sejarah tidak akan lepas dari pengertian ruang dan waktu. Ruang diartikan sebagai tempat dimana semua peristiwa telah terjadi dan terekam padanya, sedang waktu akan meliputi kapan dan berapa lama peristiwa tersebut terjadi dan berlangsung.Geologi sejarah adalah salah satu bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang urutan terbentuknya kulit bumi, termasuk di dalamnya proses serta macam kehidupan yang pernah ada.
Untuk mempelajari geologi sejarah diperlukan pengetahuan pembantu antara lain geologi fisik, stratigrafi, geologi struktur dan paleontologi. Untuk memberikan gambaran tentang geologi sejarah, akan dimulai dari marsa Arkeozoikum, masa Paleozoikum, masa mesozoikum dan masa kenozoikum. Disamping itu untuk memberikan gambaran tentang geologi sejarah di Indonesia.[8]
D.    REFLEKSI 50 TAHUN SISTEM EKOLOGI INDONESIA
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Disini dibicarakan masalah di Indonesia tentang bagaimana pengelolaan sumber daya alamnya. Jika kita berbicara tentang nusantara sebagaimana Multatuli menamakannya sebagia zamrud di khatulistiwa. Sutan Takdir Alisyahbana (STA) menyatakan sebagai Bimantara, atau beberapa orang lainnya menyatakannya Nusantara. Semuanya itu menuju kepada kekayaan SDA, geopolitik, kekayaan keagamaan, suku bangsa (etnis), dsb. Jadi semua menunjuk begitu kayanya bumi nusantara ini yang terbentang dari sabagn sampai merauke.
Kalau kita bicara tentang lingkungan(baca: dalam konteks lingkungan hidup), SDA biasanya dibagi dalam sumber daya alam yang ada di bawah permukaan bumi, seperti mineral, gas bumi, minyak. Dan yang berada di atas sekitar permukaan bumi, yang dalam terminologi ekologi disebut biosfer. Artinya suatu ekosistem kehidupan.
SDA minyak dan gas bumi sudah tidak asing bagi kita, karena salah satu sumber pendapatan devisa dan anggaran belanja rezim orba pada awal tahun 70an sampai dengan akhir 80-an bersumber pada minyak. Artinya, bergitu kaya sumber minyak dan gas bumi di negara kita.
Soal mineral, pasti kita semua sudah mengetahui. Salah satu contohnya adalah PT. Freeport yang sedang beroperasi di bumi Irian dengan menggali, mengeksploitasi hasil bumi. Dia bisa menjadi perusahaan nomor tiga di dunia. Dia menjadi perusahaan pertama di dunia yang menghasilkan emas, tembaga, dan perak. Jadi itu salah satu gambaran begitu kayanya SDA yang ada di bawah permukaan bumi nusantara ini.
Sedangkan sumber daya yang ada di lapisan biosfer, saya akan mengutip disini beberapa hal. Hutan tropis Indonesia memiliki keanekaragaman species yang lebih kaya dari hutan Afrika. Jadi, kita lebih kaya dari Afrika, tidak dapat ditandingi oleh negara yang beriklim sedang dan dingin. Hutan alam di Indonesia diperkirakan mengandung 5.500 species mamalia, 1500 burung, dan 100.000 species tumbuh-tumbuhan, dimana banyak diantaranya merupakan species endemik yang tidak ditemui dibelahan bumi lainya. Di Irian dalam 1ha hutan bisa ditemui 120-150 species pohon dengan diameter rata-rata diatas 10 cm. Bandingkan dengan hutan sub-tropis yang hanya 20 jenis dalam 1 ha. Di Kalimantan ditemukan 10 ribu jenis tumbuhan yang merupakan jenis hutan yang paling kaya di dunia. Sedangkan Sulawesi diperkirakan terdapat 5 ribu jenis tumbuhan endemik. Hutan di indonesia, disamping keragaman hayatinya, juga mengandung kekayaan dan kearifan tradisional. Karena di huni oleh lebih dari 10 ribu suku atau masyarakat adat di Indonesia yang menyimpan begitu banyak misteri dan kekayaan: cara petani bercocok tanam, obet-obatan, dsb. Maka tak aneh misalnya 90% dari obat-obatan yang dikembangkan di Amerika adalah meniru dari kearifan masyarakat adat yang hidup di hutan tropis. Bahkan akhir-akhir ini ada informasi bahwa Amerika sedang mengejar untuk mendapatkan obat AIDS di hutan Kalimantan. Tentang pengelolaan SDA yang ada dibawah maupun diatas permukaan bumi, terutama yyang berkaitan dengan minyak dan gas bumi, pada tahun 70-an sampai 80-an dekenal sebagai masaa boom minyak. Hal ini sangat beralasan kalau minyak merupakan sumber pendapatan utama negara. Nilai ekspor antara tahun 1978-1979 dan 1981-1982 melonjak dari US$ 7,4 milyar  menjadi US$ 19 milyar. Pada tahun yang sama, pendapatan negara dari pajak minyak dan gas bumi meningkat 271%, yakni 2.309 milyar pada tahun 78/79 meningkat menjadi 8.575 milyar pada tahun 1981/1982.
Sedikit tentang masalah ekologi kita akan menyinggung sedikit masalah kenyataan empirik lingkungan kita. Memang disadari betapa pentingnya tinjauan etis dalam memberikan penilaian terhadap kebijakan sistem ekologi kita. Karel P. Erari dalam suatu seminarnya pernah mengatakan dia mendengarnya dari belanda bahwa ternyata PT. Freeport untuk mengekstraksi emas dari batu-batuan menggunakan bahan kimia sianada. Kita bisa bayangkan sianada yang dipakai untuk 400km persegi tanah dan hutan, termasuk penduduk diseluruh pegunungan tengah Irian Jaya, akan terkena dampak dari bahan kimia tersebut. Itu jauh lebih gawat dari apa yang kita bayangkan dari segi lingkungan hidup. Jangan sampai nantinya kita akan membaca dari surat-surat kabar bahwa penduduk sipil yang memiliki tanah dan yang punya gunung es harus menderita. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam sejarah bumi kita, didaerah tropis, hanya ada di dua tempat yang punya salju abadi. Yaitu di pegunungan Cartenz(sekarang Jayawijaya) dan di utara daerah wilayah Afrika, kilimanjaro. Kalau program ,emgekstraksikan emas dari batu-batuan yang menggunakan bahan kimia sianada itu berjalan selama 20 tahun, berarti nanti sampai abad 21, di peta kita sudah tidak ada lagi salju abadi di Indonesia.
Menurut catatan SKEPHI, di Jabar pencemaran terhadap air laut sudah mencapai 33%, di Jatim 53%, di Jakarta 32%, di Jateng 41%, di Sumut46%, di Kalsel 38%. Itu beberapa contoh. Pencemaran atas tanah di Jabar sudah mencapai 29%, di Jatim30%, di Jakarta 32% tanah yang sudah tercemar, dan di Jateng25%. Saya tidak menyebut propinsi lain, karena daftarnya panjang. Tetapi ini sekedar menggambarkan kepada kita bahwa setelah kita merdeka pembangunan yang telah kita capai menimbulkan pencemaran. Seperti yang sudah disampaikan diatas.[9]
KESIMPULAN
ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”. Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia, dengan lingkungan hidupnya. dalam pengelolaan lingkungan ekologi yang sangat kita butuhkan yaitu ekologi manusia. Ia merupakan cabang khusus ekologi, disamping ekologi tumbuhan, ekologi hewan dan ekologi jasad renik. Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajaari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
Manusia adalah sejenis makhluk hidup, karena itu manusia juga berinteraksi dengan alam lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya, atau ia juga mengusahakan sumber daya alam lingkungannya untuk mempertahankan jenisnya, dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Tumbuhan, hewan, dan jasad renik dapat hidup tanpa manusia. Tetapi manusia tak dapat hidup tanpa tumbuhan, hewan dan jasad renik. Karena itu tumbuhan, hewan dan jasad renik harus kita jaga kelangsungan hidupnya demi kelangsungan hidup kita semua.
Dalam sejarah ketegangan antara manusia dalam rangka usahanya untuk memasukkan lingkup budaya ciptaanya ke alam semesta masih terus berlangsung sampai sekarang. Wujud konkrit ketegangan pada zaman kita muncul dalam fenomena teknologi sebagai salah satu hasil abstraksi manusia
Geologi sejarah merupakan salah satu cabang geologi yang mempelajari sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi padanya. Semenjak manusia menghuni bumi ini mereka ingin mengetahui dan ingin mendapatkan jawaban mengenai bagaimana terjadinya bumi, kapan terjadinya dan peristiwa-peristiwa apa saja yang telah terjadi padanya.
Jika kita berbicara tentang nusantara sebagaimana Multatuli menamakannya sebagia zamrud di khatulistiwa. Sutan Takdir Alisyahbana (STA) menyatakan sebagai Bimantara, atau beberapa orang lainnya menyatakannya Nusantara. Semuanya itu menuju kepada kekayaan SDA, geopolitik, kekayaan keagamaan, suku bangsa (etnis), dsb. Jadi semua menunjuk begitu kayanya bumi nusantara ini yang terbentang dari sabagian sampai merauke.
Indonesia memiliki keanekaragaman species yang lebih kaya dari hutan Afrika. Jadi, kita lebih kaya dari Afrika, tidak dapat ditandingi oleh negara yang beriklim sedang dan dingin. Hutan alam di Indonesia diperkirakan mengandung 5.500 species mamalia, 1500 burung, dan 100.000 species tumbuh-tumbuhan, dimana banyak diantaranya merupakan species endemik yang tidak ditemui dibelahan bumi lainya.
Karel P. Erari dalam suatu seminarnya pernah mengatakan dia mendengarnya dari belanda bahwa ternyata PT. Freeport untuk mengekstraksi emas dari batu-batuan menggunakan bahan kimia sianada. Kita bisa bayangkan sianada yang dipakai untuk 400km persegi tanah dan hutan, termasuk penduduk diseluruh pegunungan tengah Irian Jaya, akan terkena dampak dari bahan kimia tersebut. Itu jauh lebih gawat dari apa yang kita bayangkan dari segi lingkungan hidup. Jangan sampai nantinya kita akan membaca dari surat-surat kabar bahwa penduduk sipil yang memiliki tanah dan yang punya gunung es harus menderita. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam sejarah bumi kita, didaerah tropis, hanya ada di dua tempat yang punya salju abadi.
Harapan kedepannya sebagai calon pendidik dan sejarawan kita dapat lebih arif dan bijak dalam menyikapi kehidupan disekitar kita. Minimal kita memberikan warisan kepada anak cucu kita berupa hutan ataupun lingkungan alam yang masih asri dan terawat, agar kelak di kemudian hari anak cucu kita tidak kesulitan dalam hidupnya. Setidaknya mereka akan mewarisi kebudayaan yang baik dari kita yaitu menjaga kelestarian alam ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumisi. 1994. Geologi Sejarah. Yogyakarta: gajah mada university press.
Sutrisno. 1981. Selayang Pandang: Melihat Permasalahan Ekologi. Basis.
Daljoeni N. 1982. Geografi Kesejarahan I: Peradaban Dunia. Bandung: Alumni.
Otto Soemarwoto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Soedjiran Resosoedarmo,dkk. 1985. Pengantar Ekologi. Jakarta: IKIP JAKARTA.
Adi Sukadana. 1983. Antropo-Ekologi. Surabaya: Airlangga.
Triawan, dedy. 1995. Refleksi 50 Tahun Sistem Ekology Indonesia. Surakarta: Kumkar.
Santo, John De. 1991. Humanisme Ekologis Sebagai Pendidikan Berwawasan Lingkungan. Basis. Hlm 122-123.




[1] Soedjiran Resosoedarmo,dkk. Pengantar Ekologi. Jakarta. 1985: Ikip Jakarta. hlm. 1-2.
[2] Otto Soemarwoto. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. 1983. Jakarta: Djambatan. hlm. 14.
[3] Soedjiran Resosoedarmo,dkk. Op.cit. hlm 6-7.

[4] Otto Soemarwoto. Op.cit. hlm 15.

[5] Ibid, hlm 43-44.
[6] Daljoeni N. Geografi Kesejarahan I: Peradaban Dunia. (1982). Bandung: Alumni. Hlm. 27.
[7] Sutrisno. Selayang Pandang: Melihat Permasalahan Ekologi. 1981. Basis: Hlm. 98-99.
[8] Sukandarrumisi. Geologi Sejarah. 1994. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hlm.1
[9] Triawan, dedy. Refleksi 50 Tahun Sistem Ekology Indonesia. 1995. Surakarta: Kumkar. Hlm24-41

LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN

LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan adalah badan atau instansi baik itu negeri maupun swasta yang melaksanakan kegiatan mendidik. Dengan kata lain lembaga pendidkan adalah badan atau instansi yang menyelenggarakan usaha pendidikan, lembaga pendidikan bukan hanya lembaga formal yang berbentuk sekolah saja tetapi juga lembaga lain seperti kursus resmi, privat dan yang lainya yang mempunyai cirri adanya kegiatan belajar. Terbentuknya lembaga pendidikan pasti menuntut adanya beberapa komponen yang saling terkait dan bekerjasama mencapai tujuan. Di Indonesia terdapat banyak sekali lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum dan lulusan yang berbeda-beda. Di setiap lembaga pendidikan selalu terdapat komponen-komponen penting yang menentukan keberhasilan lembaga tersebut.
Komponen-komponen yang dimaksud adalah :
1.      komponen siswa yang merupakan subyek belajar yang menurut jenis dan sifat lembaganya dapat disebut sebagai siswa, mahsiswa, peserta kursus.
2.      komponen guru yaitu subyek yang memberikan pelajaran, yang sebutanya dapat berupa guru, dosen, penyaji, penatar.
3.      komponen kurikulum yaitu materi atau bahan pelajaran yang dapat memberikan ciri pada suatu lembaga pendidikan dan mencerminkan kualitas kelulusanya.
4.      komponen sarana dan prasarana yaitu komponen penunjang terlaksananyaproses pengajaran.
5.      komponen pengelola yaitu orang-orang yang mengurus penyelenggaraan lembaga, yang menyangkut pengelolaan, mengorganisasi, mengarahkan, membina serta mengurus tatalaksana lembaga. Misal kepala sekolah, staf tata usaha dll.
Dalam undang-undang dasar Republik Indonesia tahun 1945 tentang pendidikan tertera pada bab XIII pasal 31 disebutkan sebagai berikut :
1.      tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
2.      pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.
Dengan demikian menurut penyelenggaraannya lembaga-lembaga pendidikan dapat dibedakan atas :
1. Lembaga pendidikan negeri yang diselenggarakan oleh :
a. Departemen pendidikan dan kebudayaan yaitu sekolah dasar, SMP, SMA, SGO,SMKK,SMEA, SMIK dan berbagai perguruan tinggi.
b. Departemen-departemen selain Departemen pendidikan dan kebudayaan antara lain :
1). departemen agama menyelenggarakan : madrasah Ibtidaiyah, madrasah Tsanawiyah, Madrasah A’liyah, IAIN.
2). Departemen Hankam menyelenggarakan lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi yaitu AKABRI, UPN”Veteran”, SMA TN.
3). Departemen kesehatan menyelenggarakan SMF, Akademi perawat, Akademi kebidanan, sekolah perawat kesehatan.
4). Departemen dalam negeri menyelenggarakan APDN
5). Departemen pertanian menyelenggarakan SPMA, SPbMA, sekolah perikana.
6). Departemen perhubungan menyelenggarakan sekolah penerbangan, sekolah pelayaran, sekolah perkapalan.
7). Departemen perindustrian menyelengarakan SMK
8). Departemen social menyelengarakan SMPS.
2. Lembaga-lembaga pendidikan swasta.
Lembaga-lembaga pendidikan swasta yaitu lembaga-lembaga pendidikan yang diselengarakan oleh badan-badan atau yayasan swasta seperti Yayasan Kanisius, Taman siswa, Muhammadiyah, BOPKRI, PIRI, Institut Indonesia, Yayasan pendidikan “tujuh belas” dan sebagainya. Lembaga pendidikan swasta diberi kebebasan memasukkan ide-ide atau prinsip yang ingin ditanam kan kepada anak didik tetapi hal pokok seperti kurikulum yang berkaitan dengan pembentukan warga Negara, banyaknya hari masuk sekolah, banyaknya hari libur, sarana penunjang dan sebagainya harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
a. Ditinjau dari sifatnya adalah :
1). Lembaga pendidikan Formal
Yaitu lembaga pendidikan yang bersifat permanent dalam jangka panjang, waktu
belajar cukup banyak, mempunyai efek jenjang dalam lapangan pekerjaan.
2). Lembaga pendidikan non formal
Yaitu lembaga pendidikan yang bersifat relatife tidak permanen artinya diselenggrakans apabila diperlukan, jangka waktu belajar kurang terikat, tidak mempunyai efek jenjang dalam lapangan pekerjaan.
b. Ditinjau dari tingkatanya
1). Tingkat pra sekolah : taman kanak-kanak.
Lembaga pendidikan tingkat pra sekolah sebenarnya belum dapat disebut sekolah Karena tujuannya baru mempersiapkan anak dalam hal pengembangan kepribadian mereka agar cukup matang untuk menerima pelajaran disekolah dasar. Taman kanak-kanak diperuntukkan bagi anak-anka yang berusia 3 sampai 6 tahun dengan perincian : tingkat A untuk umur 3-4 tahun, tingkat B untuk umur 4-5 tahun, dan tingkat C untuk umur 5-6 tahun.
Klasifikasi taman kanak-kanak menurut daya tampung dankelengkapan fasilitasnya dibedakan menjadi 4 macam :
a). taman kanak-kanak persiapan
merupakan taman kana-kanak yang secara teknis manejemen maupun edukatif belum dapat dipandang sebagai satu taman kanak-kanak yang memenuhi syarat minimal yang ditentukan . taman kanak-kanak ini baru memiliki 2 atau 3 kelompok belajar dengan @ 36 orang anak maksimal.
b) Taman kanak-kanak biasa
taman kanak-kanak ini secara teknis manajemen dan edukatif sudah memenuhi syarat minimal yang ditentukan. Daya tampungnya masih sama dengan taman kanak-kanak persiapan
c). Taman kanak-kanak teladan
Apabila ditinjau dari segi penyelengaraan teknis manajemen dan edukatif layak dijadikan sebagai contoh bagi taman kanak-kanak lain disekitarnya karena memenuhi persyaratan yang ditentukan serta memiliki sarana materiil dan personil yang cukup memadai.
d). Taman kanak-kanak Pembina.
Taman kanak-kanak Pembina adalah taman kanak-kanak yang didirikan oleh pemerintah di Ibu Kota propinsi atau kabupaten dengan syarat-syarat yang relative lebih baik daripada taman kanak-kanak lain sehingga dijadikan model percontohan bagi yang lainnya.
2). Tingkat Sekolah dasar.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang paling rendah dan diperuntukkan bagi anak-anak usia 7-14 tahun. Disamping SD yang biasa, di Indonesia dikenal dua jenis SDlain yaitu SD PAMONG dan SD kecil.  Umumnya orang mengira SD PAMONG adalah SD yang dikelola oleh para pamong praja atau orang-orang yang bekerja dikelurahan .Pamong adalah suatu singkatan dari pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua dan guru. SD PAMONG ini  mula-mula merupakan satu eksperimen  pendekatan dalam belajar-mengajar bagi pendidikan dasar yang tidak dilaksanakan seperti di SD biasa, tetapi dengan menggunakan modul. Siswa-siswa di SD PAMONG tidak duduk berjajar dan diajar oleh seorang guru, tetapi mengambil modul kemudian dapat mempelajarinya sendiri dimana saja.
Di daerah-daerah terpencil yang tidak cukup banyak anak untuk didirikan SD, sekarang dilaksanakan juga pengajaran dengan modul. SD seperti itu disebut SD kecil. Sd kecil biasanya dalam suatu ruangan terdiri dari siswa-siswa beberapa kelas dan hanya dikelola seorang guru. Oleh karena yang dipelajari tidak sama maka tidak mungkin bagi guru tersebut mengajar dengan system klasikal seperti pada SD biasa.
3). Sekolah Luar Biasa.
Sekolah luar biasa adalah suatu lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang mempunyai kelainan baik fisik maupun mental. Kelainan fisikdapat terjadi pada penglihatan, alat pendengaran, alat bicara, ataupun anggota tubuh yang lain. Kelainan mental yang dididik pada Sekolah Luar Biasa masih belum keterlaluan sehingga masih dapat dididik. Mengingat umur dan tingkatan kemampuan anak-anak yang terlihat, maka SLB dapt dipandang sebagai lembaga pendidikan bukan sepenuhnya SD tetapi juga bukan sepenuhnnya SMTP. Beberapa anak nyatanya cukup mampu mengikuti beberapa pelajaran untuk tingkat SMTP.
4). Sekolah Menengah Pertama
Untuk lembaga pendidikan formal tingkat menengah pertama ditetapkan tipe-tipe sekolah sebagai berikut :
- Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 33 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 1200 siswa.
- Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 23 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 800 siswa.
- Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 400 siswa.
- Tipe D, memiliki daya tampung maksimal 7 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 250 siswa.
5). Sekolah Menengah Atas SMA
Sekolah menengah atas adalah sekolah yang memberikan pendidikan umum, bukan sekolah kejuruan. Untuk SMA ditetapkan adanya 3tipe sebagai berikut :
- Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 33 kelompok belajar @ 35 siswa, dengan jumlah minimal 850 siswa.
- Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 24 kelompok belajar @ 35 siswa, dengan jumlah minimal 400 siswa.
- Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @ 35 siswa, dengan jumlah minimal 200 siswa.
6). Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dahulu namanya sekolah guru atas (SGA).
Berdasarkan kurikulum sekolah pendidikan guru tahun 1976 maka SPG memiliki 2 jurusan yaitu jurusan taman kanak-kanak dan jurusan sekolah dasar. Penjurusan dilakukan mulai semester III. Menurut kurikulum lama (1968) kedua jurusan tersebut merupakan dua buah sekolah yang terpisah yaitu SGTK dan SPG. Lulusan SPG jurusan TK berhak mengajar di taman kanak-kanak dan tiga kelas paling bawah disekolah dasar yaitu kelas 1,2 dan 3. sedangkan lulusan dari jursan sd berhak mengajar disemua kelas di SD.
Disamping mengenal jurusan di SPG juga terdapat program spesialisasi. Untuk menunjang tujuan tersebut maka siswa SPG mulai semester 3 harus mengikuti program
5

spesialisasi yaitu satu pasang bidang pengajaran antara lain : Bahasa Indonesia dan IPS,
Matematika dan IPA, Bahasa Indonesia dan kesenian, IPS dan Matematika, bahasa Indonesia dan ketrampilan.
Menurut ukuran daya tampung maka terdapat 4 tipe sekolah yaitu :
- Tipe A, memiliki daya tampung maksimal 35 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 1360 siswa.
- Tipe B, memiliki daya tampung maksimal 24 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 910 siswa.
- Tipe C, memiliki daya tampung maksimal 12 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 450 siswa.
- Tipe D, memiliki daya tampung maksimal 6 kelompok belajar @ 40 siswa, dengan jumlah minimal 220 siswa.
c. ditinjau dari jenis sekolah.
Ditinjau dari jenis sekolah , maka dibedakan atas sekolah umum dan sekolah kejuruan.
1). Sekolah umum.
Sekolah umum adalah sekolah–sekolah yang bertujuan memberikan pendidikan yang sifatnya masih umum agar lulusannya mempunyai bekal pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Pembedaan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan baru dimulai ditingkat sekolah menengah, karena sekolah dasar masih memberikan pengetahuan yang sifatnya dasar dan penting.
2). Sekolah kejuruan
Sekolah kejuruan adalah sekolah-sekolah yang memberikan program ketrampilan khusus agar lulusanya mampu memasuki dunia kerja. Contoh SMKK, SMEA, SPG, SGO dan sebagainya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI MANUSIA DALAM KEGIATAN
ORGANISASI
Dalam mempelajari manajemen modern yang akan mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab perlu dipahami berbagai factor yang mendasari kegiatan manusia dalam organisasi .
Menurut DR. Buchari Zainun, paling tidak ada 5 faktor yang mendasari kegiatan manusia dalam organisasi, yaitu:
  1. Faktor spesialisasi dan pembagian kerja.
  2. Faktor koordinasi.
  3. Faktor tujuan.
  4. Faktor prosedur kerja, dan
  5. Faktor dinamika lingkungan.
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan/penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerjasama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban ,hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur, hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju kea rah tercapainya tujuan bersam.
Dengan kata lain organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab kepada para pelaksana.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah mestinya mempunyai pengorganisasian yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsure personal didalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid. Disamping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada dibawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Dinegara kita, kepala sekolah adalah jabatan tertinggi disekolah itu,sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat yang paling atas.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara
merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenagn yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa wewenang dan tugas kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pegawai tata usaha).
Demikian juga terlihat apakah disuatu sekolah dibentuk satuan tugas (unit kerja) tertentu sebagai bagian UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah), bagian perpustakaan, bagian kepramukaan, dan lain-lain sehingga keadaan ini tentunya akan memperlancar jalannya roda pendidikan di sekolah tersebut.
Dengan organisasi yang dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter); suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Oleh karena itu didalam memikirkan pembentukan Organisasi sekolah, maka fungsi dan peranan OSIS tidak dapat dilupakan.
PENGERTIAN ORGANISASI
Menurut Bahasa.
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang Organisasi pendidikan, maka oerlu kita ketahui terlebih dahulu  tentang arti kata organisasi itu sendiri, yaitu :
Organisasi berasal dari bahasa inggris (organization) yang asal katanya organize yang berasal dari kata organ yang berarti anggota, bagian-bagian atau alat, dan ada pula yang mengambil dari bahasa Yunani = Organon berarti alat, ada pula yang mengambil dari bahasa latin (organum) yang berarti bagian.  Melihat arti katanya maka Organization lebih tepat kalau diterjemahkan dengan pengorganisasian dan bukan organisasi.Demikian juga tentang yang dimaksud dengan organisasi dalam administrasi atau usaha kerjasama yang lainnya ialah “ Pengorganisasian ,” yaitu pembentukan badan-badan, bagian-bagian atau alat yang merupakan wadah untuk melaksanakan kegiatan atau fungsi tertentu dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Contoh dalam suatu pengorganisasian / dalam suatu usaha kerjasama. Pengorganisasian adalah:
  1. Mengatur tugas-tugas wewenagng serta tanggung jawab dari masing-masing bagian.
  2. Menjalin/mengatur hubungan lalu-lintas atau tata hubungan yang satu dengan dengan lainnya.
  3. Mengatur jalannya usaha kerjasama yang baik antara bagian-bagian yang satu dengan lainnya.
  4. Mengatur tata tertib kerja guna memperlancar tercapainya tujuan secara efektif dan evisien.
Demikian sekilas tentang pengertian atau lebih tepatnya disebut arti kata dari Organisasi dalam pengertian yang lebih sempit dalam suatu administrasi atau yang lebih tepat lagi pengorganisasian, sebab organisasi mempunyai pengertian yang lebih luas serta banyak menurut para ahli dalam Organisasi.
Arti Umum Organisasi.
Setiap kegiatan adalah tanggung jawab para pelaksananya yang akan mengarah pada pekerjaan fisik (nyata) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Oleh karena itu untuk perluasan dan pengembangan kerja fisik maka diperlukan suatu wadah tertentu yang pada buku ini kita sebut dengan “Organisasi”. Tentunya setiap anggota dari organisasi tersebut melalui setiap/pengurus tentunya menginginkan tercapainya tujuan secara tepat dan efisien. Dan untuk itu diperlukan kerjasama yang terpadu, yang baik serta tata-kerja yang sempurna untuk menjaga agar tidak terjadi pemborosan serta kesimpang-siuran, maka organisasi diperlukan kegiatan dan kerjasama antar semua anggota dan pengurus serta diusahakan berlangsungnya dengan tepat. Dan inilah seharusnya cara untuk mencapai tujuan itu, dan tujuan organisasi itu harus utuh, kuat dan tidak boleh diubah walaupun struktur dan personalnya berubah.
Dari beberapa buku literature dikemukakan beberapa definisi tentang organisasi antara lain :

1.      Secara fungsional suatu Organisasi ialah merupakan sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang effisien untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Organisasi ialah sekelompok manusia yang bersatu dalam suatu usaha kerjasama yang effisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
3.      Organisasi ialah struktur tata pembagian kerja antara kelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara teratur untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
4.      Ralph Davis dalam bukunya “ The Fubdamentals of top Management.” Mendefinisikan organisasi sebgai : “Any group of Individuals that is working toward some Common end under leadership.”
(sesuatu kelompok orang sedang bekerja ke arah sesuatu tujuan bersama dibawah kepemimpinan). 
Demikian beberapa definisi organisasi yang disimpukan oleh para ahli, yang masing-masing mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan kalau kita simpulkan organisasi itu berarti :
  1. Pembentukan badan-badan atau bagian-bagian yang merupakan wadah-wadah tempat pelaksanaan/tempat melaksanakan kegiatan/fungsi tertentu dalam suatu administrasi/ atau kerjasama dalam rangka mencapai tujuan.
  2. Kelompok orang yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu, seperti organisasi pemuda, organisasi mahasiswa dll. Organisasi pelajar ataupun organisasi social lainnya terdsiri dari kelompok orang yang bekerja-sama untuk tujuan tertentu.
  3. Proses pembagian kerja. Dalam suatu organisasi diperlukan adanya pembagian kerja atau tugas setiap pengurus atau orang yang tergabung didalamnya yaitu antara yang satu berbeda tugas atau pekerjaannya dengan yang lainnya.
  4. Sistem kerjasama. Seperti halnya dengan terjadinya pembentukan badan kelompok dari orang-orang, dan kerjasama dengan orang-orang itu ada pekerjaan setiap orang yang tergabung dalam organisasi itu/kerjasama dalam bagian yang ditugaskan kepadanya setelah dikeompok-kelompokkan.  Organisasi yang baik adalah apabila ia mempunyai kerjasama yang baik/sistem kerjasama yang teratur.

PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI
Sebagai suatu kegiatan bersama, maka organisasi perlu disusun dengan sebaik-baiknya supaya fungsi dan tugas dari bagian-bagian tertentu itu menjadi jelas dan tugas tidak hanya asal ada saja, supaya jangan berbenturan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya (overlapping), dengan harapan tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan bisa tercapai dengan efektif dan efisien. Seseorqang akan berhasil bilamana ia mengembangkan nilai-nilai yang positif dalam hubungan formal dan informal.
Hubungan formal ialah hubungan antara orang per orang dalam organisasi yang baik ditentukan oleh peraturan/ketentuan dalam organisasi yang bersangkutan melainkan karena akubat logis.
Organisasi adalah merupakan alat seorang pemimpin untuk mencapai tujuan, maka dari itu pemimpin yang tepat ialah mereka yang mampu menciptakan dan memelihara adanya organisasi yang sehat, tepat dan sempurna yakni dalam pembentukannya, eksistensinya dan penanggulangannya diperlukan pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip tertentu. Disinilah terjadi hubungan yang bersifat formal. Menurut Drs. Amir da’in mengemukakan pedoman atau prinsip-prinsip organisasi sebgai berikut:
  1. Perumusan tujuan organisasi harus jelas.
  2. Pemilihan kesatuan tujuan Organisasi.
  3. Pengutamaan tujuan Organisasi.
  4. Pembagian pekerjaan atau tugas.
  5. Pelembagaan organisasi.
  6. Pengelompokkan fungsi.
  7. Pelimpahan wewenang.

Sedangkan Drs. Taufid Hidayat mengatakan perumusan organisasi itu hendaknya dirumuskan secara atau dengan cara yang sejelas-jelasnya
  1. Orang atau anggota keseuruhan serta bagian yang pokok harus mempunyai tujuan yang jelas dan tegas untuk menjamin adanya kesatuan pengertian, arah sasarannya dan gerak daari semua anggotnya.
  2. Perumusan fungsi, tugas atau kegiatannya yang jelas hendaknya melalui pembidangan-pembidangan seperti

1.      Penggolongan jabatan (Pssition Clarification)
2.      Analisa pekerjaan (job Analisis)
3.      Uraian pekerjaan (Job Descreption)
  1. Penempatan orang secara tepat yaitu atas dasar pertimbangan yang objectif.
  2. Kejelasan dan ketegasan wewenangdan tanggung jawab para pengurus untuk menghindarkan kesimpang-siuran dalam proses pembinaan.
  3. Kejelasan pertanggungan jawab dari masing-masing anggota seperti laporan kegiatan, laporan keuangan, laporan fasilitas dan sebagainya. Hak ini dimaksudkan untuk mempermudah keorganisasian dan pengendalian.
  4. Ruang lingkup tugas secara efisien.
  5. Memperhatikan perbandingan (ratio) antara unsure bawahan dan pimpinan.
  6. Pelimpahan tugas secara konsekuen sampai pada pekerja yang paling rendah (delegation of authority and responsibility), sehingga memungkinkan setiap orang ikut berpartisipasi aktif.
  7. Bagi suatu organisasi yang mempunyai cabang-cabang atau ranting-ranting sejauh mungkin disentralisir. Hal ini supaya jangan terjadi kemacetan kegiatan disebabkan karena letaknya, jaraknya dan factor-faktor lain.
  8. Membebaskan pucuk pimpinan (top management) atau pimpinan yang dipandang perlu, dari kesibukan-kesibukan yang bersifat tehnik rutin atau soal-soal kecil lainny, sehingga mereka dapat meningkatkan kecakapan kepemimpinannya dan dapat memikirkan hal-hal yang perlu untuk organisasi.
  9. Pemeliharaan semangat dan, gairah, motivasi dan dedikasi kerja.
  10. Bentuk dan struktur organisasi sederhana, sehingga dapat lebih luwes dalam menghadapi perubahan-perubahan ataupun usaha pengembangan (untuk re organization and development).
      Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi tanpa adanya suatu perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, komunikasi,tujuan yang jelas, kerjasama, tanggung jawab, dan sebagainya, maka belum dapat dikatakan Organisasi sebab tidak mempunyai pedoman dan arah tujuan tertentu.
      Disamping adanya pedoman atau prinsip-prinsip organisasi seperti telah diuraikan diatas yang tujuannya mengatur kegiatan-kegiatan dalam suatu usaha kerjasama, masih ada pula dalam hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pengaturan operasional dari fungsi yang ada didalam administrasi.
      Pada dasrnya ada 2 macam cara atau azas dalam pengaturan operasional fungsi-fungsi yaitu azas pemusatan (sentralisasi) dan azas pemencaran (desentralisasi).
  1. Azas sentralisasi yaitu semua kegiatan diurus oleh pusat/ segala sumber-sumber datangnya dari pusat diatur oleh pusat kemudian dikembangkan didaerah-daerah.
  2. Azas desentralisasi yaitu kebalikan dari azas sentralisasi dimana penyusunan, pengurus pekerjaan menyangkut suatu fungsi, diserahkan kepada daerah atau wilayah atau bagian –bagian/unit-unit kerja dari suatu organisasi.

STRUKTUR ORGANISASI
      Dale mengatakan struktur itu adalah mekanisme organisasi. Pada struktur itulah ditentukan apa yang harus dikerjakan oleh setiap personalia organisasi dan disini pula akan tampak pekerjaan-pekerjaan mana yang bisa digabungkan dibawah satu ketua sedangkan proses penentuan struktue itu disebut dengan istilah mengorganisasi. Jadi salah satu fungsi atau tugas manajemen adalah mengorganisasi. Dalam tugas ini tidaklah dimaksud manajer membuat organisasi atau menggerakkan para anggota organisasi, melainkan membuat struktur atau merumuskan mekanisme kerja bagi organisasinya.
      Semua tugas yang harus dikerjakan dalam organisasi dikelompok-kelompokkan menjadi unit-unit kerja. Kemudian pekerjaan-pekerjaan pada setiap unit dibagi-bagiakn kepada para personalaia yang ada pada unit itu sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Tetapi bila unit kerja itu besar maka ia dapat pula dibagi menjadi sub unit-sub unit sebelum pembagian tugas untuk masing-masing individu dilakukan. Begitu pula kalau organisasi itu sangat besar, beberapa unit kerja yang mempunyai persamaan dapat
pula digabungkan dibawah nama tertentu, departemen misalnya.
      Sementara itu Johnson menyatakan struktur dengan kalimat yang sangat sederhana yaitu hubungan dalam beberapa fungsi atau aktifitas dalam suatu organisasi. Jadi Johnson menekankan hubungan beberapa pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan ini ada kesamaannya dengan pembentukan unit-unit kerja pada uraian diatas. Bagaimana bentuk hubungan ini akan tampak lebih jelas pada pengertian struktur berikut.
      Struktur organisasi adalah tugas-tugas yang diterima oleh seriap personalia, dengan siapa mereka bekerja sama, dengan siapa mereka mengadakan interaksi, dan kepada siapa mereka melaporkan hasil kerjanya (Robbins, 1982, h 194). Hubungan kerja disini sudah lebih jelas yaitu berupa kerja-sama, interaksi, dan melapor. Interaksi akan terjadi secara vertical dan horizontal terutama terhadap sub unit-sub unit atau unit kerja yang lain. Dan melapor pada umumnya dilakukan terhadap atasan.
      Dengan demikian struktur organisasi adalah mekanisme kerja organisasi yang menggambarkan unit-unit kerjanya dengan tugas-tugas individu didalamnya beserta kerja samanya dengan individu-individu lain, dan hubungan antara unit-unit kerja itu baik secara vertical maupun secara horizontal.
      Supaya personalia organisasi dapat lebih tepat menempatkan dirinya pada organisasi melaksanakan tugas, maka struktur mewujudkan dirinya dalam berbagai bentuk yaitu berupa jadwal kerja, kedudukan, deskrepsi tugas, peraturan, dan prosedur kerja. Struktur juga menaruh perhatian pada pola otoritas, komunikasi, dan alur kerja. Dengan rambu-rambu ini diharapkan personalia dapat berjalan lebih lancar dalam melaksanakan tugasnya.
      Sepintas kelihatannya struktur organisasi itu sangat rumit. Tetapi kalu dipikir secara dalam hal itu bisa dibuat menjadi sistematis struktur organisasi itu sesungguhnya teratur menurut sistematika tertentu. Jenis tugas dan kaitan yang benyak dan begitu komplek dapat disederhanakan dengan cara membandingkannya satu dengan yang lain. Kemudian bagi yang relative sama dijadikan satu membentuk unit kerja tertentu. Begitu pula jenis-jenis tugas yang ada dalam unit kerja ini dikelompok-kelompokkan menurut kesamaannya dan dibentuk menjadi sub unit. Dan akhirnya yang ada dalam sub unit ini di
sesuaikan dengan kompetensi para personalia dalam sub unit. Kerangka struktur ini yang sudah sistematis dan resmi dipakai dalam organisasi itu disebut struktur formal. Dan karena struktur ini terbentuk merupakan suatu hierarki yang menyempit keatas sebagai suatu pengendaliannya, maka ia bersifat sentralisasi.
      Komunikasi dalam struktur atau mekanisme kerja pada manajemen yang memakai pendekatan sistem tidak sama dengan pada manajemen yang tidak memakai pendekatan sistem. Pada manajemen secara sistem komunikasi itu bersifat 3 arah yaitu ke atas, ke bawah, ke samping. Sedangkan pada manajemen non sistem pada umumnya hanya memakai komunikasi satu arah yaitu kebawah saja, sebagai instruksi dari atas kepada bawahan. Komunikasi 3 arah dimaksudkan agar proses pelaksanaan setiap aktifitas lebih terarah dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Dalam dunia pendidikan terdapat 2 hal pokok yang ada dalam struktur organisasi pendidikan tersebut yaitu : sentralisasi dan desentralisasi.
1.      Struktur sentralisasi
      Dinegara yang organisasi pendidikannya dijalankan secara sentral. Yakni yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan dipusat pemerintahan, maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi apapun. Dalam sistem disentralisasi seperti ini, cirri pokok yang sangat menonjol ialah keharusan adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua kegiatan pendidikan, terutama disekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis. Misalnya keseragaman dalam organisasi sekolah, rencana pelajaran, buku-buku pelajaran, metode-metode mengajar, soal-soal dan waktu penyelenggaraan ujian, dan lain-lain, tanpa memperhatikan keragaman dan keadaan daerah masing-masing.
      Dari uraian diatas jelaslah bahwa sistem sentralisasi yang ekstrem seperti itu banyak mengandung keburukan-keburukan. Adapun keburukan atau keberatan yang principal adalah:
a.       Bahwa administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan birokratis. Menyebabkan para pelaksana pendidikan, baik para pengawas maupun
b.      kepala sekolah serta guru-guru, menjadi orang-orang yang pasif dan bekerja secara rutin dan tradisional belaka.
c.       Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis-garis komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga kelancara penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.
d.      Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang-penghalang bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformitas yang mekanis dalam administrasi pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar membawa hasil-hasil pendidikan yang sedang atau sedikit saja.
2.      Struktur desentralisasi
Di negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam tangan penguasaan daerah. Campur tangan pemerintah pusat terbatas pada kewajiban-kewajiban tentang pemberian tanah subsidi, penyelidikan-penyelidikan pendidikan, nasihat-nasihat dan konsultasi, serta program pendidikan bagi orang-orang liar negeri.
Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin professional dengan tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap pemerintah dan masyarakat setempat. Semua kegiatan sekolah yang dijalankannya mendapat pengawasan dan social-control yang langsung dari pemerintah dan masyarakat setempat. Hal ini disebabkan karena kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau karyawan-karyawan pendidik yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh pemerintah daerah setempat.
Dalam sistem desentralisasi ini jiga ada kebaikan dan keburukannya. Kebaikan dari sistem desentralisasi ini antara lain:
a.       Pendidikan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
b.      Kemungkinan adanya persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah sehingga masing-masing berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan pendidikan yang baik.
c.       Kepala sekolah guru-guru dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan bekerja dengan baik dan bersungguh-sungguh karena merasa dibiayai dan dijamin hidupnya oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
Adapun keburukan dari sistem desentralisasi ini antara lain:
a.       Karena otonomi yang sangat luas kemungkinan program pendidikan diseluruh negara akan berbeda-beda. Hal ini dapat menimbulkan kemungkinan perpecahan bangsa.
b.      Hasil pendidikan  dan pengajaran tiap-tiap daerah atau wilayah sanagt berbeda-beda, baik mutu, sifat, maupun jenisnya, sehingga menyulitkan bagi pribadi murid dalam mempraktekkan pengetahuan/kecakapannya dikemudian hari didalam masyarakat yang lebih luas.
c.       Kepa sekolah gru-guru dan petugas-petugas pendidikan lainnya cenderung untuk menjadi karyawan-karyawan yang materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban guru pada umumnya lain daripada karyawan-karyawan yang bukan guru.
d.      Penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan yang diserahkan kepada daerah atau wilayah itu mungkin akan sangat memberatkan beban masyarakat setempat.

Demikianlah baik struktur sentralisasi maupun desentralisasi jika dilaksanakan secara ekstrem, keduanya ada keburukan dan kebaikannya. Seperti dikatan diatas maka yang baik adalah struktur yang merupakan campuran antara keduanya, yang susunan dan penyelenggaraannya disesuaikan dengan kondisi-kondisi dan kebutuhan tiap negara secara keseluruhan
HUBUNGAN DALAM ORGANISASI
Hubungan dalam organisasi menunjukkan kaitan antara tanggung jawab, wewenang dan pelaporan atau akontabilitas. Akontabilitas adalah keharusan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang mengacu pada sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi.
Bentuk-bentuk hubungan dalam organisasi pada umumnya dan organisasi pendidikan sangat banyak dan bervariasi, dalam organisasi sekolah yang benar. Hubungan-hubungan itu secara garis besar mencakup aspek sasaran, fungsi atau perangkat tugas, tanggung jawab, wewenang, dan akontabilitasnya. Kesemuanya itu
sering dipertanyakan dalam bentuk-bentuk hubungan apa dalam konteks organisasi sekolah, apakah hubungan garis, hunbungan staf, hubungan konsultatif, hubungan koordinatif. Hubungan garis adalah hubungan antar unsure dalam organisasi pendidikan yang menunjukkan garis perintah dari atas kebawah (vertical). Misalnya dalam sistem pendidikan nasional, garis perintah dari menteri P dan K, Kakandep Kodya/Kabupaten, ke Kakandep Kecamatan.
Hubungan staf yaitu hubungan antar unsure dalam organisasi pendidikan yang menunjukkan penugasan untuk membantu kegiatan unsur lain dalam bidang pekerjaan tertentu. Dalam struktur organisasi sering digambarkan dalam bentuk garis kesamping tetapi berada dibawah unsur yang dibantu. Dalam sistem pendidikan nasional, misalnya hubungan antara insepektorat jendral, Balitbangdikbud, dan Sekretaris Jendral. Semuanya berada dibawah Mendikbud tetapi sejajar, dan bertugas membantu Mendikbud.
Hubungan konsultatif adalah hubungan antara unsur yang berada dalam organisasi dengan kedudukan setara. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk garis putus-putus kesamping. Sebagai contoh, hubungan antara Direktorat Jendral Dikdasmen, Ditjen Pendidikan Tinggi, Ditjen Diklusepona dan Ditjen Kebudayaan. Hubungan diantara Ditjen-Ditjen tersebut hanya berupa pertimbangan atau konsultatif.
Hubungan koordinatif yaitu merupakan pola hubungan yang menunjukkan hubungan antara unit dalam organisasi bertujuan mensinkronkan, saling mendukung, supaya searah dan tidak tumpang tindih. Misalnya dalam bagian perencanaan terdapat sub-sub bagian seperti: subag pengumpulan dan pengolahan data, subag penyusunan rencana dan program, subag monitoring, dan subag penerangan. Semuanya harus melakukan hubungan koordinasi dengan melaksanakan perencanaan. Contoh lain hubungan koordinasi antara bidang pendidikan dasar, pendidikan kejuruan, pendidikan menengah umum dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan secara formal.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah Nanang. ( 2004 ). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Ngaliman purwanto dkk. (1979). Administrasi pendidikan. Jakarta. Mutiara
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. S. Pd. ( 2008 ). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya bekerja sama dengan FIP UNY.
Purwanto Ngalim. ( 2005 ). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rosdakarya Sukirman H. dkk. ( 2008 ). ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN.    Yogyakarta: Jurusan Administrasi Pendidikan. UNY Pres
Soetopo H dan Wasty Sumanto. ( 1982 ). Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Soepardi Imam. ( 1988 ). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: P2LPTK.
Wijono. ( 1989 ). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: P2LPTK.
http://aristhu03.wordpress.com/2006/10/18/manajemen-pendidikan/
http://www.google.com/quality_from?q=manajemen+pendidikan&hl-en.