Tuesday, April 5, 2011

PERANG DINGIN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 19471991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa penyebab Perang Dingin?
2.      Bagaimana proses berlangsungya perang dingin?
3.      Apa penyebab berakhirnya perang dingin?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penyebab Perang Dingin
Amerika dan Uni Soviet menganut paham yang berbeda, dari perbedaan Ideologi, perbedaan ekonomi dan politik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sebelum Perang Dunia Kedua. Perbedaan ini semakin menjadi alasan sebagai akibat dari rasa curiga mereka segera setelah Perang Dunia Kedua berakhir, adapun sebab perbedaan Amerika dan Uni Soviet antara lain:[1]
1.      Perbedaan Ideologis
Perbedaan ideology antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat keduanya adalah negara pemenang dalam perang dunia II namun kembali bersaing satu sama lain untuk merebut hegemoni dunia. Uni soviet berideologi Komunis dan Amerika Serikat berideologi Liberalis Pada Amerika Serikat, pemerintah dipilih oleh dengan pemilihan bebas, pemerintah dipilih oleh pemilu yang bebas.. Orang orang dapat membentuk partai politik untuk menyuarakan pendapat politik mereka.. Mereka juga memiliki hak untuk berkumpul, berbicara dan berpendapat.. Pemerintahan Uni Soviet dibentuk oleh Partai Komunis. Orang-orang tidak mempunyai hak untuk membentuk partai politik mereka sendiri.. Mereka tidak menikmati hak untuk berkumpul, berbicara dan berpendapat . Karena kedua sistem pemerintahan yang bertentangan satu sama lain maka sering terjadi persaingan diantara kedua kekuatan besar ini untuk memperluas pengaruhnya.
2.      Ekonomi
Amerika Serikat ingin mendorong perdagangan bebas di seluruh dunia, tetapi Uni Soviet menginginkan untuk menutup diri  dari perdagangan internasional. Uni Soviet khawatir bahwa perdagangan dengan negara Eropa Barat akan mengakibatkan risiko masuknya  pengaruh barat yang akan mengikis kekuatan rezim totaliter Uni Soviet. Perbedaan ini menyebabkan persaingan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat.
3.      Persaingan merebut hegemoni
Setelah Perang Dunia Kedua, dengan penurunan kekuatan di Eropa, sebagian besar kekuasaan dibagi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini ingin mendominasi kekuatan yang ada di Eropa dan dunia pada masa itu. 
B.     Awal Perang Dingin
Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.[2]
Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara langsung, namun konflik di antara keduanya secara tak langsung telah menyebabkan berbagai perang lokal seperti Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria dan Cekoslovakia dan Perang Vietnam. Hasil dari Perang Dingin termasuk (dari beberapa sudut pandang) kediktatoran di Yunani dan Amerika Selatan. Krisis Rudal Kuba juga adalah akibat dari Perang Dingin dan Krisis Timur Tengah juga telah menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin. Namun ada pula masa-masa di mana ketegangan dan persaingan di antara keduanya berkurang. Perang Dingin mulai berakhir di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev meluncurkan program reformasi, perestroika dan glasnost. Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1991.
Tidak lama setelah berkuasa, Truman dan pemerintahannya harus berhadapan dengan pecahnya persekutuan yang telah terbangun selama perang dunia II, yakni persekutuan antara Negara-negara barat dengan Uni Soviet. Ketika para pemimpin Soviet menolak bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk proyek rekontruksi paska perang Eropa sebagaimana ditunjukkan dalam penolakannya untuk bergabung dalam rencana Marshall (Marshall Plan). Pemerintah Truman mulai curiga dan tidak percaya lagi pada Kremlin. Pemerintahan Truman mulai memandang Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan global yang licik, ekspansionis, agresif, dan berusaha untuk menguasai dunia dengan idiologi komunisnya. Para pejabat di Washington mulai takut bahwa setelah terlepas dari kehancuran ekonomi dan kemanusiaan luar biasa yang dialami selama perang, Uni Soviet akan sanggup membangun kembali dirinya sendiri dan berkembang sebagai sebuah negara yang kuat secara militter. Mereka khawatir bahwa ideology komunis yang dianut Uni Soviet akan menarik banyak kalangan, khususnya kelompok-kelompok nasionalis radikal di negara-negara yang baru merdeka dan di Eropa sendiri, seperti Itali, Yunani, atau Belanda. Para pejabat itu bahkan khawatir bahwa Jepang dan Jerman dua negara yang sebelum perang adalah raksasa industry akan ikut condong kepada Moskow. Bisa diduga, mereka takut bahwa dominasi Uni Soviet atas negara itu akan menjadi ancaman serius bagi kepentingan ekonomi dan politik global Amerika.[3]
Ketika pada tanggal 9 Februari 1946 pemimpin Soviet Joseph Stalin menyampaikan sebuah pidato di hadapan public di Moskow, sesuatu yang sebenarnya jarang ia lakukan, pemerintahan Truman mencermati kata-katanya dengan sangat teliti. Meskipun tekanan utama pidato Stalin adalah pentingnya Uni Soviet membangun kembali ekonominya yang porak poranda akibat perang melalui satu rencana ekonomi nasional lima tahunan, para pejabat pemerintahan Truman menafsirkan pidato tersebut sebagai sebuah “tantangan” terhadap barat. Ketika stalin menyerukan ditingkatkannya produksi untuk “membuat negara kita siap menghadapi segala kemungkinan”, para pejabat tersebut mengintepretasikannya sebagai sebuah perlawanan langsung terhadap barat, khususnya Amerika. Berikut system kapitalisnya. Waktu menyampaikan komentar atas pidato Stalin itu ketua mahkamah agung AS Willian O. Douglas mengatakan bahwa pidato pada intinya adalah suatu”pernyataan perang dunia ketiga”.
Semakin banyak para pejabat pemerintahan Truman melihat dunia melalui visi sempit antagonism pasca-pperang. Dalam pandangan mereka dunia ini terbelah menjadi 2 kubu yang saling bermusuhan, yang keduanya ingin mendapatkan dominasi seluas mungin atas urusan-urusan internasional. Para pejabat ini yakin bahwa negara-negara yang berada dibawah rejim komunis dan totaliter telah bersekongkol untuk melawan kapitalisme dan barat, serta memiliki ambisi yang kuat untuk melakukan ekspansi dan memenangkan dominasi global. “Blok Timur” atau “Blok Komunis” ini terdiri dari Uni Soviet dan negara-negara komunis di Eropa Timur seperti Polandia, Jerman timur, Cekoslowakia, Hongaria, Romania, Bulgaria. Adanya dominasi Soviet membuat persekutuan ini sering disebut sebagai “Blok Soviet”. Namun disamping blok soviet ada negara-negara yang tidak masuk kedalam blok soviet ini, negara ini mendasarkan prinsip ekonomi mereka pada prinsip ekonomi kapitalis dan diatur dengan system demokratis. Kelompok yang satu ini menyebut diri mereka “free world” dimana Amerika Serikat menjadi tokoh utamanya[4]. Kelompok ini beranggotakan negara-negara dikawasan eropa barat dan Amerika Serikat. Terbentuknya kedua kelompok yang berbeda ideology dan sistim politik ini telah membuat dunia terbipolarisasi menjadi 2 kekuatan besar yang terus bersaing untuk mengalahkan satu sama lain, dan pemerintah Truman sendiri semakin yakin bahwa memang antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet akan terjadi konflik besar. Sebelumnya pada tanggal 5 Maret 1946 di Westminster College di Fulton, Missouri (A.S), mantan perdana menteri Inggris Winston Churchill menyampaikan sebuah pidato yang juga menyiratkan meningkatnya kekawatiran Barat atas Uni Soviet. Kata Churcill:” dari Stettin di laut Baltik hingga Trieste di Laut Adriatik sebuah tirai besi telah diturunkan atas seluruh Benua(Eropa)” dimana wilayah timurnya kini semakin lama semakin jauh berada dibawah kendali moskow. Churchill kemudian menyerukan perlu bersatunya negara-negara demokrasi Barat guna menghadapi makin meluasnya ekspansi komunis. Menanggapi pernyataan Churchill tersebut, Stalin mengatakan bahwa pidato itu adalah sebuah pernyataan perang antara negara-negara eropa timur yang komunis melawan negara-negara Barat yang kapitalis.[5]
Pada tahun 1980-an, diplomatik Amerika Serikat meningkat kekuatan  militer, dan tekanan ekonomi terhadap Uni Soviet, yang sudah mengalami kemunduran ekonomi yang parah . Sesudah itu, Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev memperkenalkan reformasi liberal dengan Perestroika (rekontruksi,reorganisasi, 1987) dan Glasnots (keterbukaan, 1985). Setelah itu Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev memperkenalkan reformasi liberalisasi dari perestroika dan glasnost 1985. Perang Dingin berakhir Uni Soviet runtuh  pada 1991, menjadikan Amerika Serikat sebagai negara adidaya, dan Rusia menguasai sebagian persenjataan nuklir bekas Uni Soviet. Perang Dingin dan peristiwa ini telah mempunyai satu dampak berpengaruh nyata pada dunia.[6]

Marshall Plan
Marshall Plan dibentuk oleh George Catlett Marshall seorang mentri luar negeri Amerika pada 5 Juni 1947.  Marshall Plan sebagai bentuk bantuan untuk rehabilitasi Eropa. Besarnya 13 Milyar dollar. Bantuan ini ditujukan untuk memerangi kelaparan, kemiskinan, keputusasaan, dan kekacauan di Eropa paska perang dunia II (Pidato Menlu Seperti George Marshall, 5 Juni 1947). 
Pembentukan badan pengatur dana Marshall Plan dengan anggota: Austalia, Belanda, Belgia, Luksemburg, denmark, Prancis, Jerman barat, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia

Doktrin Truman
Pada tahun 1947, para penasehat presiden AS Harry S. Truman 'mendesak untuk mengambil langkah-langkah segera untuk melawan pengaruh Uni Soviet menanggapi upaya Stalin untuk meruntuhkan AS dengan mendorong persaingan di antara kapitalis yang dapat memicu perang lain. Pada bulan Februari 1947, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa tidak mampu lagi untuk membiayai rezim militer Yunani dalam perang saudara melawan pemberontak komunis[7]. Pada tanggal 12 Maret 1947, Presiden Harry Truman memproklamirkan Truman Doctrine yang isinya memberikan bantuan kepada siapa saja yang berjuang melawan komunisme. Truman menyampaikan pidato yang menyerukan alokasi sebesar $ 400 juta untuk siapa yang mau campur tangan dalam perang penghentian laju penyebaran komunisme dan meluncurkan doktrin Truman

Pada tanggal 4 April 1949, dua belas negara - Amerika Serikat, Kanada, Islandia, Denmark, Norwegia, Portugal, Italia, Britania, Perancis, Belgia, Belanda dan Luxemburg menandatangani Pakta Pertahanan Atlantik Utara di Washington.. Mereka percaya bahwa Komunisme Uni Soviet,merupakan  ideologi anti-demokrasi, telah menjadi ancaman baru dalam dunia demokratis. Jadi, mereka menyatakan bahwa “dengan sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka akan dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua”.  Dalam hal serangan seperti itu, untuk mempertahankan perdamaian dan cara hidup beradab mereka, mereka berjanji untuk mengambil tindakan apapun yang dianggap perlu, termasuk penggunaan kekuatan bersenjata.  Ini merupakan untuk mengatur  keamanan regional untuk pertahanan wilayah Atlantik Utara. Sebagai akibat dari Perjanjian ini, negara-negara di Eropa barat ditarik bersama di bawah kepemimpinan Amerika mendirikan NATO. Markas NATO dikenal sebagai SHAPE (Supreme Headquarters of Allied Powers in Europe) didirikan di Paris.

Pakta Warsawa
Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk pada 1949). Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasi Persetujuan Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955. Negara anggota pakta warsawa adalah Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Rumania, Jerman Timur, Hungaria, Polandia, Cekoslowakia.

C.    Akhir Perang Dingin
Tanggal 8 Desember 1991 tiga pemimpin Uni Soviet Boris Yeltsin (Rusia), Leonid Kravchuk (Ukraina) dan S. Shushkevich (Belarusia) mengadakan pertemuan di Belovezhkaya Pusha tanpa mengundang Gorbachev. Mereka sepakat untuk membubarkan Uni Soviet. Pada tanggal 24 Desember 1991 Mikhail Gorbachev mengumumkan mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet, dengan demikian Uni Soviet secara resmi juga bubar. Selain itu Politik Mikhail Gorbachev pada waktu dia berkuasa juga menjadi salah satu hal yang menyebabkan keruntuhan Uni Soviet.
Perestroika adalah istilah untuk reformasi politik dan ekonomi yang diperkenalkan pada Juni 1987 oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev arti harafiahnya adalah "restrukturisasi", mengacu pada restrukturisasi sistem politik dan ekonomi Soviet. Perestroika, sering dikatakan menjadi salah satu alasan jatuhnya kekuatan politik komunis di Uni Soviet dan Eropa Timur , dan akhir Perang Dingin.
Glasnost ( Keterbukaan) adalah kebijakan publisitas secara maksimal, keterbukaan, dan transparansi dalam kegiatan semua lembaga pemerintah di Uni Soviet , bersama-sama dengan Kebebasan dalam informasi. Glasnost digunakan oleh Gorbachev untuk menentukan kebijakan yang dia yakini dapat membantu mengurangi korupsi di bagian atas Partai Komunis dan pemerintah Uni Soviet, dan penyalahgunaan kekuasaan administrasi di Komite Pusat Rusia. Glasnost juga dapat menjelaskan bahwa pada jangka waktu dalam sejarah Uni Soviet selama 1980-an ketika ada pengurangan sensor dan kebebasan informasi yang lebih besar ini merupakan bagian dari penerapan politik Glasnots oleh Michail Gorbachev. [8]
D.       Akibat Perang Dingin
1.      Dunia terbagi dalam 2 kekuatan besar yaitu Blok Barat yang berhaluan liberal dan Blok Timur yang berfaham komunis.
2.      Muncul organisasi-organisasi pertahanan militer seperti NATO, Pakta Warsawa, SEATO, ANZUZ, METO, Pakta Baghdad, CENTO, dan lain-lain.
3.      Negara berkembang mulai membentuk organisasi untuk tidak memihak kepada salah satu blok yang sedang bertikai yaitu membentuk GNB (Gerakan Non-Blok). Gerakan ini bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Josep Broz Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
4.      Beberapa negara terpecah sebagai akibat dari campur tangan AS dan USSR semasa perang dingin, contohnya Korsel, Vietnam, Jerman.

BAB III
KESIMPULAN
Perang dingin merupakan pertentangan yang terjadi antara blok barat dibawah AS yang berideologi liberal melawan Blok timur dibawah naungan Uni Soviet yang menganut paham komunis. Perang dingin terjadi setelah Perang Dunia II, perbedaan ideology dan cara pendang terhadap masa depan dunia telah membuat 2 negara pemenang Perang Dunia II yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet bertentangan, dan membuat kedua negara ini saling berlomba untuk memperebutkan hegemoni kekuasaan mereka di Eropa juga dunia. Perang dingin juga telah membawa dampak yang buruk bagi dunia, akibatnya dunia terpecah menjadi 2 kekuatan besar yang siap untuk bertempur antara Blok Barat dan Blok Timur. Selain itu ancaman akan pecahnya perang nuklir yang bisa terjadi sewaktu-waktu telah membuat negara-negara di dunia yang tidak memihak kepada salah satu blok menjadi cemas. Akhirnya negara-negara di Asia Afrika yang tidak tergabung dalam salah satu blok membuat suatu gerakan non blok yang mana mereka menolak untuk ikut serta dalam perang dingin yang sedang terjadi.


DAFTAR PUSTAKA
1.         Internet search http//www.wikipedia.com
2.         Wardaya, F.X. Baskara Tulus,(2006),”Perang Dingin dan reinterpretasi Sejarah Indonesia”,kumpulan karangan, Yogyakarta
3.         A.W. Deporte,(1979),”Europe Between The Super-Powers: The Endurung Balance”,New Haven and London, Yale University Press
4.         Wardaya, F.X. Baskara Tulus,(2008),”Indonesia Melawan Amerika: Konflik Perang Dingin, 1953-1963”, Yogyakarta, Galang Pers
5.         Joseph L. Nogee and Robert H. Donaldson,(1981),” Soviet Foreign Policy Since Word War II”, New York, Pergamon Press
6.         Error! Hyperlink reference not valid. (1997)  Now. We Know: Rethinking is Cold War history.  Oxford University Press
7.         Freeland, Richard M. (1970). “The Truman Doctrine and the Origins of McCarthyism”, Alfred A. Knopf, Inc. pp. g. thing 90.


[1] Internet search http//www.wikipedia.com terjemahan diakses tanggal 4 Mei 2010
[2] ibid
[3] Wardaya, F.X. Baskara Tulus,(2006),”Perang Dingin dan reinterpretasi Sejarah Indonesia”,kumpulan karangan, Yogyakarta hal 14
[4] A.W. Deporte,(1979),”Europe Between The Super-Powers: The Endurung Balance”,New Haven and London, Yale University Press hal 78
[5] Wardaya, F.X. Baskara Tulus,(2008),”Indonesia Melawan Amerika: Konflik Perang Dingin, 1953-1963”, Yogyakarta, Galang Pers hal 26
[6] Ibid
[7] Freeland, Richard M. (1970). “The Truman Doctrine and the Origins of McCarthyism”, Alfred A. Knopf, Inc. Hal 90

[8] Internet search http//www.wikipedia.com diakses tanggal 5 Mei 2010

No comments:

Post a Comment